kamu dan lelakiku
Perasaan ini hangat, tapi menyesakkan
seperti gerimis yang membungkus senja dengan mendungnya yang putih
tak ada pelangi di sore itu
kamu... yang disana dengan peci putih dengan jenggot pendeknya
mencoba menoleh kepada saya
tetapi hanya menoleh saja. sekali lagi
hanya menoleh saja
Lelaki, tinggi, dengan kacamata minus
Tersenyum, berjalan kearah saya
tanpa aba2 menggenggam tangan saya
"mari kita menikah"
Saya tersenyum, balik menggenggam tangannnya.
tak berkata apa2
kamu... yang disana dengan peci putih dengan jenggot pendeknya
kini tak hanya menoleh tapi menatap saya lama
menatap saya yang di genggam tangannya oleh lelaki saya
entah sejak kapan kamu di sana
Tiba2 saja kamu sudah genggam tangan saya yang satunya
lelaki saya tak menariknya, tak juga melepasnya
Ia hanya tersenyum kepada saya
saya tau, senyum itu, senyum penuh luka
kamu... yang di sisi saya dengan peci putih dan jenggot pendekgnya
bertanya tentang cinta kepada saya
"apa kamu mencintai saya?"
"iya, dulu"
"sekarang?"
"entahlah, saya lelah menunggu, saya lelah berharap untuk kamu berjalan ke arah saya"
"sekarang saya sudah genggam tanganmu"
"iya, tapi itu tak cukup"
"lalu?"
"saya tak mau lagi menangis, saya lelah, saya ingin bahagia... dengan lelaki saya"
kamu... yang disisi saya, dengan peci putih dan jenggot pendeknya
tersenyum dan melepas tangan saya
berkata dengan hati patah kepada lelaki saya
"coklat, boneka dan bunga mawar adalah favoritnya, jaga dia"
lelaki saya pun tak tau itu favorit saya, bagaimana kamu bisa tau?
lagi2 kamu tersenyum, mata lembutmu membuat kabut yang menyesakkan di hati saya
"berbahagialah, maaf membuatmu menunggu sekian lama"
*romansa dari masa lalu partI
El Arifah
seperti gerimis yang membungkus senja dengan mendungnya yang putih
tak ada pelangi di sore itu
kamu... yang disana dengan peci putih dengan jenggot pendeknya
mencoba menoleh kepada saya
tetapi hanya menoleh saja. sekali lagi
hanya menoleh saja
Lelaki, tinggi, dengan kacamata minus
Tersenyum, berjalan kearah saya
tanpa aba2 menggenggam tangan saya
"mari kita menikah"
Saya tersenyum, balik menggenggam tangannnya.
tak berkata apa2
kamu... yang disana dengan peci putih dengan jenggot pendeknya
kini tak hanya menoleh tapi menatap saya lama
menatap saya yang di genggam tangannya oleh lelaki saya
entah sejak kapan kamu di sana
Tiba2 saja kamu sudah genggam tangan saya yang satunya
lelaki saya tak menariknya, tak juga melepasnya
Ia hanya tersenyum kepada saya
saya tau, senyum itu, senyum penuh luka
kamu... yang di sisi saya dengan peci putih dan jenggot pendekgnya
bertanya tentang cinta kepada saya
"apa kamu mencintai saya?"
"iya, dulu"
"sekarang?"
"entahlah, saya lelah menunggu, saya lelah berharap untuk kamu berjalan ke arah saya"
"sekarang saya sudah genggam tanganmu"
"iya, tapi itu tak cukup"
"lalu?"
"saya tak mau lagi menangis, saya lelah, saya ingin bahagia... dengan lelaki saya"
kamu... yang disisi saya, dengan peci putih dan jenggot pendeknya
tersenyum dan melepas tangan saya
berkata dengan hati patah kepada lelaki saya
"coklat, boneka dan bunga mawar adalah favoritnya, jaga dia"
lelaki saya pun tak tau itu favorit saya, bagaimana kamu bisa tau?
lagi2 kamu tersenyum, mata lembutmu membuat kabut yang menyesakkan di hati saya
"berbahagialah, maaf membuatmu menunggu sekian lama"
*romansa dari masa lalu partI
El Arifah
Komentar
Posting Komentar