Nomer satu dan nomer dua


Tadi malam, ada pebincangan dengan suami yang berakhir tangis. No no... kita tidak sedang bertengkar kok, cuma saya aja yang tertohok dengan omongan saya sendiri, gak tau darimana asalnya, tau2 udah nyeplos aja kata2 itu.

Berawal dari acara nonton tv di kamar, melihat sebuah acara talkshow yang bintang tamunya seorang ustad, intinya dari pebincangan itu, tiba2 timbul pertanyaan iseng saya untuk suami.

"Emang kalau udah punya anak, kasih sayangnya bakal beda ya a' ke istri?"
"Ya iyalah, kasih sayangnya pasti lebih banyak ke anak, istri itu nomer dua"
saya diam sejenak
"Kok gitu? harusnya sayangnya sama doank" ujar saya protes
"ya emang gitu say, tar klo udah jadi kakek nenek juga bakal lebih sayang sama cucunya daripada sama anaknya"
"Harusnya gak boleh gitu dong a, harusnya gak ada nomer satu atau nomer dua. emangnya mau cuma dikasih anak aja, trus istrinya di ambil?"

Ups...

Kami sama2 terdiam, gak tau juga kenapa saya tiba2 ngomong gitu. si aa mukanya kaget untuk beberapa saat. diam sejenak. lalu bergumam "kamu jangan ngomong yang aneh2"

Lalu saya gondok, tidur membelakangi aa, menangis dalam diam,suddenly he hugs me. lamaaaa banget... mungkin dia juga kaget karena omongan saya barusan,tapi kami cuma sama2 diam sambil dia memeluk saya dari belakang, sepanjang malam.

Well. mungkin bagi sebagian orang yang udah berumah tangga bertaun2 dan udah bosen dengan pasangan masing2, entah karena cintanya udah pudar atau apalah itu. mereka gak akan kepikiran tentang hal ini. ya tentang kehilangan.

Mereka yang begitu sangat mencintai anaknya tapi lupa mencintai istrinya, kadang lupa. selama 9bulan sebelum melahirkan istrinya menderitanya minta ampun, harus mual sepanjang waktu, kadang makan apapun terasa pahit, dan setelah 4bulan pertama sampai 9bln, dia harus bawa calon anaknya yg udah mulai gede kemana2, ketika bekerja, ketika masak, ketika naik tangga, para ibu harus membawa beban yang segede tas gunung diperutnya, sayangnya si tas gunung ini gak bisa di taruh kalo lagi capek bawa :p

Begitupula mereka yang begitu mencintai anaknya hingga lupa memperhatikan suaminya, mereka lupa, gimana capeknya suami mencari nafkah. gimana suami harus berlelah2 ria dijalan, menerjang macet, kehujanan, kepanasan. mencari sesuap nasi untuk anak istrinya di rumah. mereka lupa bahwa terkadang suami juga butuh disiapkan makan, meski mereka bisa mengambilnya sendiri. mereka ingin dipijat meskipun koyo masih dijual bebas di warung2.

Maka bayangkan ketika kalian harus berbahagia melihat kata pertama anak kalian, dan suami/istri kalian tak ada, dipanggil Tuhan lebih dulu mungkin. masihkah kalian punya pikiran untuk memberi nomor untuk kasih sayang kepada mereka? just think about that rasanya udah nyesek banget ya :')

Cinta itu tidak ada jaminannya untuk ada selamanya, kitalah yang harus terus memupuknya untuk tetap hidup, hidup untuk sekarang dan selamanya :)


El Arifah

Komentar

  1. Aku baru tau kamu udh menikah el.. Mungkin mulai sekarang aku harus manggil kak El, hehe
    btw, kalo aku sih, semuanya bakal aku jadiin nomor 1 .-.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, manggil kayak biasanya aja sarah .biar gak keliatan tua banget gitu *bisik2* XD

      semoga pemikiran "semua bakal jadi nomer 1" gak akan berubah sampai kamu nanti menikah ya sar :)

      Hapus
    2. Aaaah, kakak aja deeeeeeh :p

      Iyadeh kak, semoga hihi. Oya, kakak dapet Liebster Award dari aku lohh, cek disini : http://sarahyeareve.blogspot.com/2014/06/ini-punyaku-mana-punyamu-liebster-award.html

      Hapus
    3. Sarah, I'm so sorry. Aq gk bs menuhi jnjiku buat nerusin award dr km, soalnya blognya gk bs d akses via pc *nangis guling2*

      Hapus
  2. bisa banget ini ya jadi bekal gua ketika bakalan berumah tangga nanti. bukan masalah kasih sayang yang dinomorkan. tapi tentang memeluk dari belakang. hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Thailand

Serenade

So... when you cancall me mommy?