Film Jumbo dan keresahan menjadi orang tua

Ini film kedua yang aku tonton 2x, yang pertama conjuring (ini karena 2 orang sahabatku, yang beda circle, mau nonton film horor yang sama tapi timingnya beda) lalu yang ke2, film jumbo ini, anakku yang pertama, suka banget banget banget sama film ini, jadi minta untuk nonton 2x di lokasi bioskop yang berbeda, 1 deket sama rumah, 1 lagi lokasinya deket sama rumah akungnya, minta nonton sama sepupunya.

sebelum aku review POVku sebagai orang tua tunggal dengan 2 orang anak yang masih kicik2, aku mau kasih info dulu beberapa fakta tentang film Jumbo :

  1. Jumbo merupakan film Indonesia terlaris sepanjang masa, dengan jumlah penonton 10.076.973 menggeser film KKN di Desa Penari yang sebelumnya menduduki chart no. 1
  2. Film animasi Indonesia terlaris no.1 , menggeser Si Juki the Movie : Panitia Hari Akhir (2017)
  3. Di produksi selama kurang lebih 5 tahun oleh sutradara Ryan Adriandhy (Juara 1 stand up indonesia sesion 1)
  4. Hasil karya 400 lebih kreator dari seluruh penjuru Indonesia
  5. Jajaran pengisi suaranya adalah artis papan atas mulai dari Ariel NOAH, BCL, Cinta Laura, Angga Yunanda sampai pengisi suara 3 embek pun gak kaleng-kaleng, you know siapa? Chicco Jerikho, Ganindra Bimo dan Angga Dwimas Sasongko 
Dari pertama kali teasernya muncul di awal film "Kulari ke Pantai" (2018) aku excited banget, tapi gak nyangka kalau produksinya bakal selama itu (5 tahun), jadi Film Jumbo ini menceritakan tentang anak gendut namanya Don, yang karena bentuk tubuhnya, ia sering di bully dengan panggilan "Jumbo". Don ini punya 2 sahabat, namanya Maesaroh yang bijak dan Nurman yang kemana-mana ditemenin sama 3 kambing yang gemes.

Jumbo dan kawan2 punya misi untuk menang pentas di desa Seruni, untuk membuktikan ke kawan2 yang lain bahwa Don juga punya kelebihan lain selain berat badan #eh . tapi~~~ buku dongengnya Don, yang merupakan konsep pentas mereka, di ambil Atta, "sang villian yang gak villian" nonton sendiri deh supaya tau kenapa aku bikin statement ini tentang Atta.

Di tengah2 kebingungan mereka, muncullah sosok Merry, Hantu anak perempuan, yang mau nolongin mereka ambil buku dongeng Don, asalkan mereka juga bantu Merry untuk ketemu orang tuanya. Nah.... Plot ini nih yang bikin rame, banyak yang kontra di kalangan "Pendidik", karena menurut mereka, film ini syirik, karena ada cerita "bikin perjanjian sama hantu".

Tapi banyak juga yang Pro, karena penonton film jumbo, kebanyakan orang tua dari generasi 90'an, yangmana mereka tuh dari kecil akrab sama film2 macam Ghost Buster, Casper, cardcaptor sakura, Inuyasha, Sailormoon "dengan kekuatan bulan, akan menghukummu", yang kurang magis apa gitu loh, hahahaha.

Jadi gimana aku menjelaskan ke El (anakku yang pertama) tentang perjanjian Don dan Merry si Hantu?, awalnya aku  tanya kenapa El seneng banget nonton film jumbo sampe minta 2x nonton? POV-nya dia, film ini bagus karena seru di adegan kejar2annya sama penjahat, sedih pas Don kangen ayah ibunya yang sudah meninggal (dia jadi recall kenangan dia sama alm ayahnya) , dan dia seneng sama lagunya Don pas di pentas.

Pun, adeknya El yang baru 3 th hafal lagu ost film jumbo ini


Akupun nangis ketika denger lagu ini, karena ceritanya lagu ini diciptakan ibu untuk anaknya, apalagi pas di lirik
(K)ami tak ada menemani
Tiba2 kebayang, hidup anak2ku jika aku meninggal dalam waktu dekat, apakah mereka akan baik2 saja? apakah mereka akan seberuntung Don, yang dibersamai 2 sahabat seperti Mae dan Nurman, Nenek yang baik dan mendidik tentang kebaikan ?

(S)edikit demi sedikit (E)ngkau akan berteman pahit (L)uapkanlah saja bila harus menangis (A)nakku, ingatlah semua (L)elah tak akan tersia (U)sah kau takut pada keras dunia (A)khirnya takkan ada akhir (D)oaku agar kau selalu (A)rungi hidup berbalut senyuman di hati (D)oaku agar kau selalu (I)ngat bahagia Meski kadang hidup tak baik saja (N)yanyian ini bukan sekedar nada (A)ku ingin kau mendengarnya (D)engan hatimu bukan telinga (I)ngatlah ini bukan sekedar kata (M)aksudnya kelak akan menjadi makna (U)ngkapan cintaku dari hati
Ada rasa takut, aku belum ada ditahap mengajari mereka bahwa hidup itu penuh perjuangan, kadang kita ada di bawah, merasa bahwa hidup gak adil, lelah untuk menghadapi kenyataan yang terlalu perih untuk dirasakan, tak ada pilihan selain terus berjalan sambil terus belajar untuk menjadi sosok yang lebih kuat. huhuhu... jadi sedih lagi (T_T)

dari segi cerita keseluruhan sih sebenernya ada beberapa plot hole yang menurutku kayak kepingan puzle yang hilang, dan mungkin bisa di explore untuk jadi series dari film ini, tapi setelah aku cari tau dari beberapa podcast yang Ryan (sutradara) datangi, ternyata awalnya "plot hole" itu emang di jelaskan di film, cuma karena durasi yg kepanjangan, jadi ya terpaksa di cut.

Dan untuk original sountracknya, ya ampun, lagunya Selalu Ada di Nadiku - ciptaan ElManNino, sekarang jadi lagu anak2 milik gen Z, rasa2nya sudah lama sekali ada lagu anak2 yang bisa dinyanyikan secara luas setelah generasiku, gen Milenial, yang punya lagu Petualangan Sherina dalam core memory mereka, rasanya bahagiaaaaa sekali 

sayangnya sekarang filmnya sudah turun layar, semoga segera ada di netflix atau tv ya, syukur2 ada seriesnya kayak Nusa dan Rara.

Terakhir, aku mau kirim pesan untuk kedua anakku, El dan Zaza

Mungkin ibu gak akan selamanya ada untuk kalian, tapi cinta dan doa ibu akan selalu menemani sepanjang hidup kalian <3

love, Ibu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Thailand

Serenade

So... when you cancall me mommy?