Good Bye Choco

my Little Choco

Kemarin, Nana (panggilan sayang adik alm suami) datang ke rumah sambil nangis sesenggukan, dia bilang Choco, kelinci kecil yang baru kami beli 2 minggu lalu, mati, aku periksa nadinya, aku senteri matanya dan yes, semua negative respon, dan dengan berat hati aku bilang,

"Iya, nadinya udah gak ada, pupilnya juga gak merespon dengan cahaya, telinganya udah kaku, badannya juga udah mulai dingin, I'm so sorry" kataku sambil mengusap telinga Choco

"Choco~~" panggil Zee, anakku yang belum genap 2 tahun. dia mengelus Choco pelan, lalu melihat bingung ke arah Nana 

"Nana nanis" katanya sambil pukpuk pundak Nana

"Iya~~ Choco mati Zee" jawab Nana sambil terisak

Aku mendudukkan Zee diatas pangkuanku supaya bisa lihat Choco lebih dekat. "Choco sudah mati Zee, sudah tidak bernapas, tidak bisa makan dan bermain sama kita lagi"

El, anakku yang pertama, datang menghampiri kami, ia ikut mengelus Choco dan mengulang kalimat yang aku ucapkan pada adiknya

Ini adalah pelajaran pertama Zee tentang berduka, ketika ayahnya meninggal dulu, dia masih dalam kandungan, She never meet her father in real, dia hanya kenal ayahnya lewat foto, tau ayahnya dari barang2 peninggalannya, dia hanya tau lewat cerita, dia tau ayahnya kemana-mana naik motor, jadi ketika liat foto Mark Maques di Hpku maka dia akan spontan bilang "ayah nae moto, neng neng neng"

Lucu dan sedih disaat yang bersamaan.

RIP Choco

Ini adalah saat pemakaman Choco, aku gak tau gimana normalnya makamin hewan peliharaan, karena dari dulu aku gak mau punya peliharaan, salah satu alasannya ya menghindari momen2 menyedihkan seperti ini, Choco ini hewan peliharaan Nana sebenernya, tapi karena anak-anak sering main sama Choco jadi mereka juga sayang sama Choco.

Saat tanah di tabur di atas Choco, Zee sempet bilang "No..No..." tapi kembali aku ulang kalimat  "Choco sudah mati Zee, sudah tidak bernapas, tidak bisa makan dan bermain sama kita lagi" Zee menatapku masih gak paham

"Choco harus dikubur karena udah mati, Zee boleh bilang good bye sama Choco, yuk bacain Al fatihah buat Choco"

Akhirnya Zee mengangkat tangannya berdoa ngikutin aku yang baca Al Fatihah, lalu melambaikan tangan ke arah kelinci coklat kesayangannya, "Da Choco"

Nana mengubur Choco sambil terisak, lalu gantian Zee dan El memegang skop untuk mengambil tanah dan menaburnya di atas makam Choco. Aku mengusap punggung El

"El sedih ya Choco mati, El boleh nangis juga kok kayak Nana, gak usah malu, laki2 juga boleh nangis" tapi El cuma memelukku sebentar sambil menggelengkan kepala.

Tak ada yang pernah siap dengan perasaan kehilangan/berduka tapi suka atau tidak kita sebagai manusia pasti akan melewatinya, setidaknya sekali dalam seumur hidup. RIP Choco, terima kasih untuk 12 hari kebersamaan kita. We love you kelinci kecil kesayangan kami semua 💗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Bahasa Thailand

Serenade

So... when you cancall me mommy?